Saturday, July 13, 2013

Arahku Berakhir dibawah Cahaya

Cahaya pagi yang datang saat itu begitu jelas terasa, hangatnya sinar yang datang menyeruak kedalam pori-pori kulit yang masuk melalui helaian kain yang menutup tubuh. Sedikit tak ku duga ternyata waktu telah menghantarkan kedalam bayang-bayang yang selalu menemani. Dan sedikit terik nya panas mulai membuat rasa ini tak nyaman untuk mengikuti arah bayangan di hari yang selalu ku nanti. 



Ku langkah kan kaki mengikuti arah garis - garis keramik yang selalu setia menjadi tumpuan pijakan. Kokohnya dinding yang selalu melindungi ku dari gangguan hiruk pikuk hunian luar. Tersenyum dalam bayangan, termenung dalam deretan senyuman, dan saat itu entah apa yang harus ku lakukan, langkah kaki ini menjadi semakin sempit, semakin sempit dan lebih sempit. Melangkah tanpa arah yang telah menguras tenaga yang selama ini tersimpan. Melompat seakan tak terpikir bahaya yang akan dirasakan. Keinginan terbang yang sangat jauh dari kenyataan. Sejenak ku berpikir, mungkin sempit nya langkah ini harus aku hadapi dengan tubuh menghadap lantai dengan pandangan fokus kepada pijakan hunian, dan ayunan tangan akan mengamini pergerakan untuk menghadapi sempitnya langkah.

Lelah yang kurasakan begitu menyeruak hingga peredaran darah ini terasa terhenti untuk beberapa saat. Tetap melangkah dengan fokus pada pijakan hunian, hingga akhirnya ku tersadar langkah yang ku lakukan sedari tadi, mengantarkan ku menuju lorong gelap tanpa setitik cahaya yang timbul. Tanpa arahan, kaki ini menegakkan diri dan pandangan heran terus mengelilingi peraduan antara kenyataan dan ketakutan.

Berbekal sehelai kain yang melindungi tubuh membuat kegelapan lorong itu semakin jelas, cairan keringat terjatuh dan melewati jalan yang tak seharunya ditempuh. Gelap, Hening, dan Semu, semua itu membuatku lebih tergerak agar menghidupkan kembali cahaya yang seharunya menerangi d lorong itu. Satu titik cahaya pun tak kutemui, dan terdiam sejenak untuk merasakan organ tubuh ini berdenyut untuk beberapa saat. Denyutan ketakutan dan putus asa lebih menguasai suasana saat itu, hanya sedikit keinginan tergerak untuk mencari setitik cahaya demi terbentuknya sinar yang pernah ku rasakan di hari pagi tadi.

Langkah semakin tak terarah, mendorong sandaran yang terasa pada lapisan kulit yang terbungkus ini. Menghentak, Mendorong, Berteriak, Berlari dan terus terus terus Berusaha. Hingga akhirnya tubuh bersandar pada lapisan tembok yang menempel rapih pada dinding yang ku sentuh. Terduduk dan memeluk lutut, tertunduk berfikir mengejar jarum detik yang selalu mengejar jarum jam.

Membayangkan semua letak hunian yang sedang kutinggali, mengingat semua yang telah kulipat baik dalam angan-angan. Mengeluarkan tenaga tanpa mengganggu tubuh ini yang sedang rehat. Dan tersadar ........ jari tangan ini ku usapkan pada tembok yang berdiri kokoh, yang memiliki lekukan yang menghantarkan ku pada bayangan yang akan menjatuhkan keringat untuk kedua kalinya. Hinggaku memberanikan diri untuk menemukan batang besi yang telah ku kenal beberapa tahun terakhir ini. Jariku lebih berani untuk mengetahui semua yang dirasakan nya, hingga tergerak memberanaikan diri ini untuk menggerakan batangan besi itu ke arah yang biasa dilakukan.

Klekkkk...

Segaris cahaya masuk kedalam lorong itu, semakin jari ini memberanikan diri untuk menarik besi, semakin besar cahaya yang masuk. Yaaaa benar, ternyata bayangan yang ku pikirkan sedari tadi memang tepat. Ku berhasil membuka pintu dengan penuh keyakinan dan tersenyum kembali dengan rasa ketenangan, dan aku tersadar ternyata lorong tersebut memang lampunya rusak dan harus segera diganti dan diperbaiki. :(



Dan dari saat itu, ku berjalan riang mengikuti cahaya yang selama ini ku cari dengan gerakan tarian agnes monica "cintaaaaa iniiiiiii.... kadang kadang tak ada logik logik logik logikaaaaaa... :D :D"



Hingga akhirnya aku terbebas dan dapat merasakan Arahku Berakhir dibawah Cahaya :) :) :)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


No comments:

Post a Comment

 
;