Thursday, February 23, 2012 2 comments

UNGKAPAN DALAM MENDIDIK ANAK


Jika anak di besarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak di besarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak di besarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak di besarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak di besarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak di besarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak di besarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak di besarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak di besarkan dengan penerimaan, ia belajar mencinta
Jika anak di besarkan dengan dukungan, ia belajar menenangi diri
Jika anak di besarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak di besarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan
Jika anak di besarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak di besarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak di besarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak di besarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
0 comments

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.

Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,

“Nak, apakah benda itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat, “Itu burung gagak, Ayah!”

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.

Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu marah. Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.

Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.

“Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,

“Ayah, apa itu?”
Dan aku menjawab,
“Burung gagak.”

Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. “Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,
“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.”

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.

PESAN:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka.
Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil.
Kita sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbakti kepada kedua orangtua.Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi diamalkan???

Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kunci masuk syurganya Allah.

SEBARKAN ke teman anda jika menurut anda catatan ini bermanfaat
Wednesday, February 22, 2012 0 comments

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

     Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
     
     Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
    
 “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
   
  Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
   
  “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
    
 Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
    
 “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
   
  “Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
  
   Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
    
 “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu. ‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!’
   
  Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
   
  “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.
0 comments

CATATAN AKUNTANSI


DEFINISI JURNAL
Dalam akuntansi dan pembukuan, jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang dicatat secara kronologis  dan bertujuan untuk pendataan, termasuk di dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi baik memengaruhi atau dipengaruhi, dan waktu transaksi berjalan . Proses pencatatan ini disebut penjurnalan. Jurnal dikenal juga sebagai buku pemasukan utama books of original entry karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi pertama atau penyesuaian pemasukan adjusting entries.
FUNGSI JURNAL :
  • Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
  • Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
  • Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
  • Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
  • Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Jurnal dibagi menjadi 2 bagian,yaitu:
  • Transaksi belum dibayar ( prepayments ),terdiri dari beban belum dibayar (prepaid expenses) dan pendapatan (unearned revenues)
  • Transaksi dibayar ( accruals ),terdiri dari beban dibayar dan pendapatan (accrued revenues)
JENIS JURNAL
Setiap entitas memiliki cara sendiri untuk mencatat setiap transaksi yang sedang berjalan, tetapi secara umum dibagi menjadi 2 jenis:
  1. Jurnal umum
Bentuk jurnal umum adalah : Jurnal Umum
Halaman : (1)
Tanggal
Nama Akun
Referensi
Debet
Kredit
1
2
3
4
5
Keterangan :
  • 1) Diisi dengan nomor halaman jurnal secara berurutan.
  • 2) Diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi.
  • 3) Diisi nomor surat bukti transaksi.
  • 4) Diisi dengan nama akun yang di debet ditulis terlebih dahulu, baris bawahnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok ke sebelah kanan. Selanjutnya baris bawahnya ditulis penjelasan ringkas transaksi yang bersangkutan.
  • 5) Diisi nomor kode akun, tetapi ingat nomor kode akun ini diisi hanya jika akan diposting ke buku besar.
  • (6) Dan (7) diisi dengan jumlah rupiah dari akun yang di debet maupun yang di kredit.
Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan.
Jurnal khusus, Jurnal Khusus adalah jurnal yang dapat dikelompokkan sesuai dengan jenis transaksinya. Setiap terjadi transaksi, petugas pembukuan mengidentifikasi jenis transaksi yang terjadi dan mencatatnya ke dalam jurnal khusus. Misalnya jika dalam satu bulan perusahaan melakukan pembelian kredit sebanyak 50 kali maka petugas hanya akan berurusan dengan empat atau lima akun tergantung kebijakan perusahaan dalam mengklasifikasi transaksinya.
Jenis jurnal khusus yang sering dipergunakan adalah:
    • Jurnal penjualan ( semua penjualan secara kredit)
    • Jurnal penerimaan kas (semua penerimaan kas secara tunai)
    • Jurnal pengeluaran kas ( Semua pengeluaran kas secara tunai)
    • Jurnal pembelian (semua pembelian secara kredit)
    • Jurnal umum. Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak masuk dalam jurnal khusus, misalnya pencatatan depresiasi aset tetap.

Adapun perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus, yaitu sebagai berikut:

Jurnal umum
a.       Jurnal umum kolomnya terdiri atas tanggal,akun/keterangan,ref, dan jumlah semua jenis transaksi hanya di catat pada satu jurnal.
b.      Pemindahan pada akun di lakukan setiap terjadi transaksi digunakan pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang berskala kecil.
Jurnal khusus
a.       Bentuknya disesuaikan dengan jenis jurnal khusus yang bersangkutan
b.      Pencatatan transaksi disesuikan dengan jenis jurnal khusus
c.       Pemindahbukuan jurnal khusus ke akun buku besar dilakukan secara berkala, misalnya sekali sebulan
d.      Digunakan pada perusahaan dagang dan perusahaan besar lainnya

BUKU BESAR
Buku besar (Ledger) adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yangtelah dicatat dalam jurnal.Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhirdalam akuntansi (book of final entry) yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikanyang berasal dari jurnal.
KLARIFIKASI BUKU BESAR
Klarifikasi Buku Besar yang dipergunakan dalam perusahaan adalah :
1.      Buku Besar Umum sering disebut juga buku besar induk, yaitu semua perkiraan yang ada dalam suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha, persediaan utang usaha dan modal. Perkiraan-perkiraan ini saling berdiri sendiri dan berfungsi mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
2.      Buku Besar Pembantu sering disebut juga buku tambahan, yaitu sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan utang usaha yang berfungsi member informasi yang lebih mendetail.
Buku Besar Pembantu terbagi menjadi 2 yaitu :
a.       Buku Besar Pembantu Piutang Usaha sering disebut juga buku piutang yang disediakan khusus untuk merinci langganan kredit, kepada siapa sajakah perusahaan melakukan transaksi penjualan kredit, dimanakah alamatnya dan berapakah jumlahnya.
Dalam buku piutang, keadaan tagihan kepada tiap langganan dicatat dalam daftar-daftar tersendiri. Perubahan piutang dagang secara keseluruhan dicatat  pada perkiraan piutang dagang di buku besar umum, sebagai perkiraan induk. Sedangkan perubahan kepada masing-masing langganan dicatat pada perkiraan masing-masing dalam perkiraan buku besar pembantu piutang.
b.      Buku Besar Pembantu Utang sering disebut juga buku utang. Buku ini disediakan khusus untuk mencatat masing-masing pemasok secara terperinci yang banyaknya ditentukan oleh banyaknya pemasok yang memberikan pinjaman kredit, baik berupa barang dagangan maupun aktiva lainnya.
Seperti halnya dalam buku piutang, dalam buku utang pun keadaan utang pada setiap pemasok dicatat dalam daftar-daftar tersendiri. Perubahan utang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan utang dagang dalam buku besar umum. Sedangkan perubahan kepada masing-masing pemasok, dicatat pada perkiraan masing-masing dalam buku besar pembantu.
Bentuk Buku Besar yang biasa digunakan adalah :
1.      Bentuk T (T account) Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dna hanya berbentuk seperti huruf T besar.Sebelah kiri menunjukan sisi Debet dan sebelah kanan menunjukan sisi Kredit. Nama akundiletakan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan atas.
2.      Bentuk Skontro; Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom.Skontro artinyasebelah menyebelah(dibagi dua) yaitu sebelah debet dan sebelah kredit.
3.      Bentuk staffle (berkolom saldo tunggal), bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang realtif banyak.
4.      Bentuk Staffle berkolom saldo rangkap
Bentuk ini hampir sama dengan bentuk kolom saldo tunggal.Hanya perbedaannya kolom saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debet dan kolom kredit,contohnya di bawah ini:
Cara melakukan posting dari Jurnal ke Buku Besar
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses posting adalah sebagai berikut:
1.      Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur tanggal pada buku besar yang bersangkutan.
2.      Pindahkan jumlah debet atau jumlah kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit pada buku besar yang bersangkutan. Jika menggunakan buku besar yang ada lajur saldonya maka langsung dihitung saldonya.
3.      Catat nomor kode akun ke dalam lajur referensi sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar.
4.      Catat nomor halaman jurnal ke dalam lajur referensi buku besar setiap pemindahbukuan terjadi.
5.      Penjelasan singkat dalam lajur "keterangan" di jurnal, dapat dipindahkan ke lajur yang sama di buku besar. Kebanyakan penjelasan ini dapat diabaikan.
REKENING
Rekening adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya.
Tujuan pemakaian rekening adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Jumlah rekening yang perlu diadakan dalam pembukuan suatu perusahaan tergantung kepada kebutuhan. Kumpulan rekening yang digunakan dalam pembukuan suatu perusahaan disebut Buku Besar atau General Ledger.
PENGGOLONGAN REKENING
1.      Rekening-Rekening Neraca (Rekening Riil/ Permanen), yaitu rekening-rekening aktiva, hutang dan modal.
2.      Rekening-Rekening Laba Rugi (Rekening Nominal/ Temporer), yaitu rekening-rekening pendapatan, biaya dan prive.
BAGAN REKENING
1.      1. AKTIVA
AKTIVA LANCAR = Kas, Surat- surat berharga, Piutang Usaha, Piutang Wesel, Persediaan, Pos Transitoris Aktif, Pos Antisipasi Aktif.
INVESTASI JANGKA PANJANG = Investasi Pada Saham, Investasi Pada Obligasi.
AKTIVA TETAP BERWUJUD = Tanah, Bangunan, Mesin-mesin, Kendaraan, alat-alat perkantoran.
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD = Goodwill, Hak paten, Merk Dagang.
AKTIVA LAIN-LAIN = Gedung dalam pembangunan, mesin yang tidak digunakan.
2.      HUTANG
HUTANG LANCAR = Hutang usaha, Hutang Bank, Hutang Pajak, Pos Transitoris Pasif, Pos Antisipasi Pasif.
HUTANG JANGKA PANJANG = Hutang Hipotik, Hutang Obligasi, Hutang Bank Jangka Panjang.
3.      PENDAPATAN
PENDAPATAN USAHA = Penjualan, Pendapatan Jasa.
PENDAPATAN DILUAR USAHA = Pendapatan Bunga, Pendapatan Dividen
4.      BIAYA
BIAYA USAHA = Harga Pokok Penjualan, Biaya Administrasi, Biaya Penjualan
BIAYA DILUAR USAHA = Biaya Bunga
5.      MODAL
MODAL DISETOR = Modal pemilik, Modal saham biasa, Agio modal saham biasa
LABA DITAHAN = Laba ditahan
6.      PRIVE
PRIVE = Prive

1.      AKTIVA
Aktiva adalah harta atau kekayaan perusahaan. Aktiva juga berarti sumber-sumber ekonomik yang dikuasai oleh perusahaan dan masih memberikan kemanfaatan di masa yang akan datang.
Aktiva Lancar meliputi kas dan sumber-sumber ekonomik lainnya yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau habis dipakai dalam rentang waktu satu tahun.
Kas adalah uang tunai (uang kertas dan uang logam) dan alat-alat pembayaran lainnya yang dapat disamakan dengan uang tunai.
Surat-Surat Berharga adalah penanaman uang kas yang sementara menganggur pada surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Contoh : Investasi Jangka Pendek pada Saham dan Obligasi.
Piutang Usaha adalah tagihan kepada pihak luar yang timbul dari aktivitas penjualan barang atau penyerahan jasa secara kredit. Di samping Piutang Usaha, ada jenis piutang yang timbul bukan dari kegiatan usaha. Piutang demikian termasuk Piutang Lain-Lain. Contohnya Piutang kepada karyawan.
Piutang Wesel adalah piutang yang dilengkapai dengan dokumen tertulis secara formal.
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan, yang akan dijual kembali atau akan diproses lebih lanjut. Contoh : Persediaan Bahan Habis Pakai, Persediaan Bahan Baku, Persediaan Barang Dalam Proses, Persediaan Barang Jadi, Persediaan Barang Dagang.
Pos Transitoris Aktif adalah pengeluaran kas oleh perusahaan yang belum saatnya diakui sebagai biaya. Contoh : Perskot Sewa (Biaya Sewa Dibayar Dimuka), Perskot Asuransi.
Pos Antisipasi Aktif adalah pendapatan-pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima kasnya. Transaksi ini dikenal dengan nama Pendapatan Yang Masih Akan Diterima atau Piutang Pendapatan.
Investasi Jangka Panjang adalah penanaman kas di luar perusahaan dalam jangka panjang dengan maksud untuk menguasai perusahaan lain, atau memperoleh pendapatan tetap. Misalnya : Investasi Jangka Panjang pada Saham dan Obligasi, Investasi dalam tanah yang dimaksudkan untuk mendapat kenaikan nilai jualnya.
Aktiva Tetap Berwujud adalah sumber-sumber ekonomik yang berwujud yang perolehannya sudah dalam kondisi siap untuk dipakai atau dengan membangun lebih dahulu. Aktiva Tetap juga dapat diartikan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam operasi normal perusahaan, mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual.
Tanah adalah bagian dari bumi yang dikuasai  perusahaan dan digunakan  dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan normal perusahaan.
Gedung atau Bangunan adalah bangunan-bangunan yang dikuasai oleh perusahaan yang penggunaannya berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan.
Mesin-Mesin adalah segenap alat yang digunakan dalam pengolahan barang yang berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan.
Kendaraan adalah segala alat transportasi yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan, sebagai pengangkut barang atau karyawan.
Alat-Alat Perkantoran meliputi perangkat, perabot dan perkakas perkantoran yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan.
Aktiva Tetap Tidak Berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi yang menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Aktiva Tetap Tidak Berwujud dapat diperoleh dengan membeli dari pihak luar atau mengembangkannya sendiri.
Hak Paten merupakan contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud dan dapat dibeli dari pihak luar ataupun dengan mengembangkan sendiri oleh perusahaan. Sedangkan Goodwill yang melekat pada kedirian perusahaan merupakan pengakuan dari pihak luar. Perusahaan mencatat Goodwill jika ia membeli perusahaan lain dengan harga di atas jumlah harga pasar aktiva bersih dari perusahaan yang dibelinya.
Aktiva Lain-Lain adalah aktiva-aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva lancar, aktiva jangka panjang, aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
2.      PASIVA
Pasiva adalah sumber dari mana kekayaan perusahaan diperoleh.
Hutang adalah klaim atau hak para kreditur terhadap harta perusahaan.
Hutang Lancar adalah kelompok hutang yang akan dilunasi dalam rentang waktu kurang dari satu tahun.
Hutang Bank adalah pinjaman yang ditarik perusahaan dari bank.
Hutang Pajak adalah kewajiban-kewajiban fiskal yang sudah menjadi beban perusahaan tetapi belum dilunasi.
Pos Transitoris Pasif yaitu penerimaan kas oleh perusahaan yang belum saatnya diakui sebagai penghasilan. Contoh : Pendapatan Diterima Di Muka atau Hutang Pendapatan.
Pos Antisipasi Pasif yaitu biaya yang sudah diakui oleh perusahaan tetapi belum dikeluarkan kasnya. Contoh : Perusahaan menyewa kendaraan pihak lain, tetapi belum membayar. Contoh lain : Hutang Gaji Karyawan.
Hutang Jangka Panjang adalah hutang yang pelunasannya meliputi rentang waktu lebih dari satu tahun.
Hutang Hipotik adalah hutang jangka panjang yang dijamin dengan sejumlah aktiva tetap, biasanya real estate.
Hutang Obligasi adalah hutang kepada masyarakat dengan menerbitkan surat obligasi, yaitu kesanggupan untuk membayar sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam surat hutang tersebut, pada saat jatuh tempo ditentukan.
Hutang Bank Jangka Panjang menunjukkan pinjaman dari bank yang saat jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Pendapatan adalah tiap-tiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha perusahaan, baik berupa penyerahan jasa-jasa maupun penjualan barang.
Biaya adalah semua pengorbanan ekonomik yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan.
Modal Pemilik adalah sisa hak pemilik atas aktiva di dalam perusahaan setelah dkurangi dengan segenap hutang-hutang perusahaan.
Prive adalah pengambilan aktiva perusahaan oleh pemilik untuk membelanjai kepentingan pribadinya.

MACAM-MACAM KODE REKENING

1.      Sistem Numeralia
Adalah cara pemberian namer kode rekening dengan mengggunakan angka/noomer.  Pemberiann nomer sebaiikknya urut, agar mudah dimengerti hubungan yang satu dengan lainnya..
Sistem nomeralia terbaggi atas :

a.       Kode Kelompok
Adalah pemberian nomor kode dengan memberikan angka tertentu pada kelompok, golongan dan jenis rekenning.   Jika rekening diberi kode 3 angka, maka angka kesatu menunjukkan kelompok, angka kedua menunjukkan golongan dan angka ketiga menunjukkann jenis rekening.

Contoh nomor kode kelompok :
Kelompok                                                                                     Nomer Kode
Harta                                                                                                         1
Utang                                                                                                         2
Modal                                                                                                        3
Pendapatan                                                                                                4
Beban                                                                                                        5

Masing-masing kelompok dibagi menjadi beberapa golongan.
Contoh :  Kelompok Harta dibagi menjadi golongan :

Golongan :                                                                         Nomor  Kode
Harta Lancar                                                                                              11
Investasi Jangka Panjang                                                                           12
Harga Tetap                                                                                               13
Harta Tak Berwujud                                                                                  14
Harta Lain – lain                                                                                        15       

Masing – masing golongan dibagi menjadi beberapa jenis rekening.
Contoh pembagian Harta Lancar menjadi rekkening :      
Jenis Rekening :                                                                            Nomor Kode :
Kas                                                                                                            111
Surat Berharga                                                                                           112     
Piutang Wesel                                                                                            113
Piutang Dagang                                                                                          114
Persediaan Barang Dagangan                                                                     115
Beban dibayar dimuka                                                                              116

b.      Kode Blok
Adalah cara pemberian nomor rekening dengan cra menyediakan satu blok angka setiap kelompok perkiraan.
Contoh Kode Blok :

Kelompok :                                                                                   Nomor Kode
Harta                                                                                             100 – 199
Utang                                                                                             200 – 299
Modal                                                                                            300 – 399
Pendapatan                                                                                    400 – 499
Beban                                                                                            500 – 599

Masing – masing kelompok dibagi menjadi beberapa golongan .
Contoh :
Kelompok harta dibagi menjadi beberapa golongan antara lain sebagai berikut :
Golongan :                                                                         Nomor Kode
Harta Lancar                                                                                  100 – 149
Investasi jangka Panjang                                                                150 – 159
Harta Tetap                                                                                    160 – 169
Harta tak berwujud                                                                        170 – 179
Harta Lain – lain                                                                            180 – 189

Masing – masing golongan dibagi menjadi beberapa jenis rekening .Contoh:
Golongan harta lancar dibagi menjadi jenis rekening :
Jenis Rekening :                                                                            Nomor Kode :
Kas                                                                                                            110
Piutang                                                                                                      120
Persediaan barang dagangan                                                                      130
Beban dibayar dimuka                                                                              140

2.      Sistem Desimal
Adalah pemberian nomor kode dengan kode dengan menggunakan dasar angka 10 unit dari 0 sampai 9. Masing – masing angka//digit menunjukkan kelompok, golongan dan jenis.
Rekening dibagi dalam 10 rubrik, tiap rubrik dibagi menjadi 10 golongan, dan tiap golongn dibagi menjadi 10 jenis rekening, seperti tampak dibawah ini :

Rubrik 0    :Rekening harta tetap dan modal
Rubrik 1    : Rekening keuangan
Rubrik 2    : Rekening Netral
Rubrik 3    : Rekening persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan bahan yang habis       dipakai
Rubrik 4    : Rekening Jenis – jenis biaya/beban
Rubrik 5    : Rekening Temppat – tempat Biaya/beban
Rubrik 6    : Rekening Fabrikasi/pemikul beban
Rubrik7     : Rekening Persediaan barang jadi
Rubrik 8    : Rekening Pendapatan
Rubrik 9    : Rekening Rugi/Laba Umum

Contoh ;
5                                            Beban
50                                        Beban Penjualan
501                                    Gaji Salesmen
5011                                Gaji Salesmen Produk A

3.      Sistem Mneumonic
Adalah pemberian kode rekening dengan menggunakan singkatan huruf awal dari kelompok rekening yang bersangkutan.

Contoh :
     
      Nama Rekening                                   Kode
      Aktiva                                                  A
      Aktiva Lancar                                      AL
                  Kas                                          AL – K
      Aktiva Tetap                                        AT
                  Peralatan                                  AT – P
      Utang                                                   U
      Utang Lancar                                       UL
                  Utang Dagang                          UL – UD
      Modal                                                  M
      Pendapatan                                          P
      Beban                                                  B







4.      Sistem Kombinasi Angka dan Huruf

Adalah pemberian kode rekening dengan menggunakan kombinasi huruf dan angka.
Huruf paling depan sebagai golongan rekening dan nomor perkiraan dengan angka.


Contoh :
                  Upah dengan kode “U”
                  Produksi dengan kode “”9”
                  Benang Sutra dengan kode “2”
                  Jadi upah produksi benang sutra dengan kode : “U-9-2”




                                                                                          
 
;